Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

HUMANISME DAN MISTISISME

Membaca pengalaman puncak Maslow, kita akan melihat sisi humanistik yang begitu kuat. Bahwa kebutuhan-kebutuhan agar terpenuhinya ketenangan jiwa bagi manusia, hanya akan dapat dicapai dgn pemuasan materi belaka melalui pengalaman empiris semata. Adapun sebaliknya, pengalaman puncak sufistik jika kita telusuri, justeru kebalikan dari teori pengalaman puncak maslow. Sufi yang cenderung mistisisme beranggapan, ketenangan jiwa hanya akan didapatkan ketika menanggalkan keduniaan sepenuhnya, acuh dengannya, demi menikmati suasana ekstase bersama Tuhan. Dan Jalaluddin Rumi dalam tarian dzikirnya (shema) yang sangat terkenal itu, mencoba mengekspresikan hal itu. Sehingga tak jarang Tuhan itu sendiri dipersepsikan menyatu kedalam diri para sufi. Olehnya, ada dua kutub ekstrim didalam memandang pemenuhan kebutuhan hajat hidup manusia, baik itu yang berdasarkan semata-mata kepada humanistik, maupun kecenderungan yang berlebih terhadap kebutuhan kepada sesuatu yang mistik. Adapun sejatinya Isl

AGAMA BAGI MANUSIA BARAT

Setiap manusia memiliki naluri dasar untuk meyakini adanya eksistensi yang gaib, yaitu Tuhan. Sehingga dengannya, manusia memasrahkan dirinya untuk meyakini adanya kekuatan yang Maha lain, dan itu adalah naluri alamiah. Manusia meyakini adanya eksistensi Tuhan krn berhutang kehidupan dan akan kembali kepadaNya. Olehnya, dari rasa keberhutangan dan ketergantungan inilah manusia akan membayarnya dgn tunduk dan patuh, melalui satu konsep pandangan hidup yang disebut dgn Agama. Kecenderungan tabiat manusia untuk beragama, kemudian oleh Barat dipandang sebagai sesuatu yg sia-sia belaka. Sebagaimana kata Sigmund Freud, orang yg beragama ibarat sedang mengulang masa kecilnya; menurutnya, agama hanyalah ilusi belaka. Dan Karl Marx memandang agama sebagai orang yg putus harapan krn tdk mampu menghadapi kehidupan, hanya membuat orang mengerjakan sesuatu yg tdk berguna. Dan yang paling ekstrim dari pandangan Marx mengenai agama, bahwa agama hanyalah menjadi Candu Bagi Masyarakat. Pandangan bara

KEMATIAN NABI SULAIMAN DAN KETIDAKTAHUAN JIN AKAN PERKARA GHAIB

"Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada jin yang mampu menunjukkan tanda kematiannya, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Tatkala ia rubuh di atas tanah tanpa nyawa, jelaslah bagi jin-jin bahwa mereka tidak mengetahui hal-hal yang gaib. Andaikata mereka mengetahui hal-hal yang gaib, tiadalah mereka akan bertahan lebih lama menganiyaya diri dalam siksaan kerja paksa yang menghinakan." (Qur'an Surat Saba ayat 14) Sewaktu nabi Sulaiman telah meninggal, tak ada jin yang tahu. Mereka terus menerus bekerja karena menyangka bahwa Nabi Sulaiman masih hidup, sebab masih berada pada posisi berdiri sambil berpegangan pada tongkatnya. sementara itu, rayap terus menerus memakan tongkatnya. Kematian Nabi Sulaiman diketahui setelah ia rubuh ke tanah karena tongkatnya telah patah dimakan rayap. Hal ini membuktikan bahwa jin tidak mengetahui hal yang gaib, dan Allah ta'ala mengabarkan hal itu didalam ayat diatas. Kalaulah sekiranya jin-jin itu tahu hal yang ga

SYI'AH DIMATA PENDIRI BANGSA

Para pendiri bangsa kita, jauh sebelumnya telah mewanti-wanti atas kesesatan syi'ah. Mohammad Natsir didalam salah satu tulisannya yg dimuat dimajalah Al-Manar, dimasanya telah menjelaskan syi'ah rafidhah yang sampai memuja-muja imam-imam mereka seperti Tuhan dan menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Menurut beliau, jika dibandingkan dgn kesesatan mu'tazilah, kesesatan syi'ah jauh lebih besar. Beliau rahimahullah juga menyinggung Abdullah bin Saba sebagai seorang dari golongan syi'ah yg pernah berkata kepada Ali, "Engkaulah sebenarnya tuhan itu". (Lihat: Capita Selecta) Sebagaimana Buya Natsir, begitu pula dengan Prof. Rasyidi, sahabat karib Buya M. Natsir. Beliau justeru lebih tegas lagi dengan menuliskan satu buku khusus untuk menjelaskan kepada ummat Islam Indonesia tentang bahaya dari penyimpangan aqidah syi'ah ini. Agar ummat Islam Indonesia yg berfahamkan Ahlussunnah Wal Jama'ah tidak terbuai dgn revolusi Iran pada zaman itu, yg sejatinya revol

MEMINTA KEPADA JIN

Bagi mereka yang masih bersekutu dan suka meminta pertolongkan kepada para Jin. Maka, pahamilah arti dari ayat berikut ini. "Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.(Surah al-Jin ayat 6) Dalam Kitab Tafsir Jalalain di Sebutkan maksud ayat diatas: "Dan bahawasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan (memohon perlindungan) kepada beberapa laki-laki di antara jin di dalam perjalanan mereka sewaktu mereka beristirahat di tempat yang menyeramkan, lalu masing-masing orang mengatakan, aku berlindung kepada penunggu tempat ini dari gangguan penunggu lainnya yang jahat (maka jin-jin itu menambah bagi mereka) dengan permintaan perlindungannya kepada jin-jin itu (dosa dan kesalahan) kerana mereka mengatakan, bahawa kami telah dilindungi oleh jin anu dan orang anu." Mintalah pertolongan dan Perlindungan kepada

MANHAJ DAN SIYASAH

"Dan manhaj yang benar adalah jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menurut pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikh Shalih bin Fauzan hafidzahullah menjelaskan perbedaan antara aqidah dan manhaj, beliau berkata; Manhaj lebih umum daripada aqidah. Manhaj diterap didalam aqidah, suluk, akhlak, muamalah, dan dalam semua lini kehidupan seorang Muslim. Setiap langkah yang dilakukan oleh seorang Muslim disebut Manhaj. Adapun yang dimaksudkan dgn aqidah adalah pokok iman, makna dua kalimat syahadat, serta konsekuensinya, inilah aqidah." (Yazid bin Abdul Qadir Jawas: Mulia Dengan Manhaj Salaf, hlm: 13-14) Dari penjelasan mengenai makna dan definisi manhaj diatas, maka dapat kita pahami bahwa manhaj adalah berupa pandangan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan bagi seorang muslim didalam menapaki kehidupan didunia. Yang kemudian pandangan hidup itu mengharuskan bagi seorang muslim untuk berorientasi kepada kaum Salaf sebagai sebaik-b