SYI'AH DIMATA PENDIRI BANGSA
Para pendiri bangsa kita, jauh sebelumnya telah mewanti-wanti atas kesesatan syi'ah. Mohammad Natsir didalam salah satu tulisannya yg dimuat dimajalah Al-Manar, dimasanya telah menjelaskan syi'ah rafidhah yang sampai memuja-muja imam-imam mereka seperti Tuhan dan menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Menurut beliau, jika dibandingkan dgn kesesatan mu'tazilah, kesesatan syi'ah jauh lebih besar. Beliau rahimahullah juga menyinggung Abdullah bin Saba sebagai seorang dari golongan syi'ah yg pernah berkata kepada Ali, "Engkaulah sebenarnya tuhan itu". (Lihat: Capita Selecta)
Sebagaimana Buya Natsir, begitu pula dengan Prof. Rasyidi, sahabat karib Buya M. Natsir. Beliau justeru lebih tegas lagi dengan menuliskan satu buku khusus untuk menjelaskan kepada ummat Islam Indonesia tentang bahaya dari penyimpangan aqidah syi'ah ini. Agar ummat Islam Indonesia yg berfahamkan Ahlussunnah Wal Jama'ah tidak terbuai dgn revolusi Iran pada zaman itu, yg sejatinya revolusi itu menurut Prof. Rasjidial adalah revolusi syi'ah iran.
Beliau menghimbau didalam kesimpulan bukunya yang beliau beri judul APA ITU SYI'AH, beliau berkata, "Kita bangsa Indonesia diberi anugrah besar dan petunjuk yg benar berupa agama Islam oleh Allah Pencipta langit. Kita bersyukur bahwa Islam yang kita peluk adalah Islam Ahlus Sunnah, yang berdasarkan Qur'an serta hadist-hadits yang telah diselidiki, disaring, dan diperinci oleh para Ahli Hadits dari Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai, At-Tirmidzi, sampai Ibnu Majah. Bahwa hak menjadi khalifah terbatas kepada anak cucu Nabi sampai 12 orang, bahwa mereka semuanya itu ma'sum, bahwa mereka mengetahui yang gaib, semuanya itu adalah aqidah yang TIDAK BENAR. Dan keyakinan bahwa Nabi Muhammad telah berwasiat agar nantinya jabatan sebagai kepala negara hendaknya diteruskan oleh Ali, adalah ASUMSI SEPIHAK. Jika asumsi itu benar, niscaya para sahabat mengetahuinya".
Itulah beberapa pandangan pendahulu kita, para pendiri bangsa ini, mengenai bahayanya ajaran dan aqidah syi'ah. Serta penjelasan mereka bahwa bumi Indonesia adalah buminya Ahlussunnah.
Komentar
Posting Komentar