WORLD VIEW

Sejatinya, agama itu dapat mempengaruhi perasaan, hati dan pikiran bagi setiap orang yang meyakini agama tsb. Dan pengaruh dari agama itu, akan terlihat pula pada sisi pengamalan perilaku dan tindakan di kehidupan keseharian. Baik itu mempengaruhi perilaku dan tindakan pada individu atau pun kelompok masyarakat di dalam aspek sosial, ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya.

Ada satu buku yang sangat menarik, ditulis oleh Dr. Noto Hamijoyo, seorang tokoh dari Partai Kristen Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1998, judul bukunya Iman Kristen dan Politik. Beliau mengatakan "Apakah mungkin kita akan memisahkan antara iman kristen dan politik?". Walau kita tau di barat sendiri, ada satu faham yang berkembang tentang pemisahan antara gereja dan negara (sekulerisme). Namun Dr. Hamijoyo menjawab sendiri di dalam bukunya itu bahwa, "Iman kristen itu ada di dalam hati setiap orang-orang kristen yang beriman, maka ketika orang kristen itu berpolitik, politiknya itu tidak akan lepas dari pengaruh perasaan dan pemikiran yang ada pada dirinya".

Kalau kita melihat dibanyak negara-negara yang ada di dunia, termasuk di negara-negara yang ada di asia tenggara. Malaysia misalnya, menjadikan Islam sebagai agama resmi di negaranya. Sebagaimana itu juga yang diterapkan di Brunei, Islam sebagai agama resmi negara. Adapun kita di Indonesia, kita tidak mengatakan secara resmi bahwa kita adalah negara yang berasaskan agama, melainkan negara kita mengaku sebagai negara yang berdasarkan pancasila, dengan sila pertamanya yg menjadikan Tuhan yang Esa sebagai nilai asas di dalam bernegara dan berbangsa.

Adapun Filipina justeru menempuh jalan lain di dalam menyusun kontitusi bernegaranya. UUD Republik Filipina dengan tegas mengatakan bahwa Filipina adalah negara sekuler, dan gereja katholik Filipina berada di luar sistem negara filipina. Walau pun demikian, di Filipina sendiri justeru ada partai yang namanya CMD (Cristian Muslim Demokrat). Sedangkan di Thailand sendiri, Raja Thailand adalah sebagai simbol Buddhisme di negara itu, maka pengaruh Buddisme di dalam politik Thailand sangat besar pengaruhnya. Sebagaimana itu juga terlihat semisal di Myanmar saat ini, Buddhisme sangat berpengaruh di dalam pengambilan kebijakan politik pemerintahan Miyanmar, dan faktanya anda bisa lihat sendiri seperti apa yang sedang menimpa Muslim Rakhin di negara itu, terjadi genosida besar-besaran yang dilakukan ummat buddha disana.

Sebagaimana dalam pengambilan kebijakan politik, maka begitu pula di dalam aspek pembentukan hukum, agama menjadi sumber inspirasi. Di Malaysia misalnya, dgn jelas menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi dari pembentukan hukum. Adapun pun Brunei menjadikan Islam sebagai aturan baku di dalam setiap lini aspek kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Indonesia sendiri yang menganut keragaman, diberlakukan hukum privat, misalnya hukum Islam berlaku di dalam persoalan perkawaninan dan waris. Akan tetapi di Filipina, yang dgn tegas menyatakan sebagai negara sekuler, pernah suatu ketika terjadi, dimana senat mengajukan Rancangan Undang-Undang yang membolehkan bagi wanita untuk melakukan ABORSI. Akan tetapi UU itu segera di veto oleh Presiden Filipina, disebabkan desakan dari tokoh-tokoh gereja Katholik yang sangat berpengaruh di negara tsb.

Maka sejatinya, dimana saja di negara di dunia ini, baik negara yang memang bersifat religius, atau negara-negara yang menempatkan agama-agama ditempat yang terhormat, atau negara yang mengaku sebagai negara sekuler sekalipun, tetap saja agama itu dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan di dalam setiap aspek kehidupan pemeluknya, baik di dalam aspek pembentukan hukum, ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL INSANU HAYAWANUN NATHIQ

BUAH MANIS DARI TEGAKNYA TAUHID

KEMBALI KEPADA AL-QUR'AN DAN SUNNAH