FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan dasar yg berbasis karakter tdk akan berguna, jika tanpa dilandasi nilai-nilai ketauhidan didalamnya. Sekedar mampu membentuk budaya masyarakat disiplin, semisal dgn teratur dalam berbaris untuk sabar dlm mengantri, tdk buang sampah sembarangan, dan berbagai macam bentuk karakter positif lainnya, tdk akan berguna jika tanpa dilandasi Tauhidullah (Iman).
Di jepang misalnya, masyarakatnya dikenal dgn budaya disiplin, serta etos kerjanya yang tinggi, dan penghormatan yang besar atas hasil karya orang lain. Yang tentunya, itu semua hasil dari pendidikan dasar yang mereka terapkan di dalam membentuk karakter individu-individu masyarakatnya, dengan berlandaskan dari nilai-nilai humanisme yang sekuler.
Di dlm pandangan alam islam, seseorang tdk cukup hanya dgn berperilaku baik dan berguna bagi sesamanya, melainkan yg terpenting dan yang utama adalah bagaimana hubungan dan interaksi dia kpd Tuhannya berjalan dgn baik. Sebab hubungan dan interaksi kpd Tuhannya itulah yg menjadi inti diterimanya setiap amalan baiknya, di dalam berperilaku kesehariannya. Adapun perilaku keseharian itu, adalah sebagai hasil dari buah pengamalan nilai-nilai pengajaran agama itu sendiri yg kemudian di istilahkan dengan ADAB.
Olehnya, menjadi manusia yang berkarakter baik saja itu tidaklah cukup. Sebab, seseorang yang memilih untuk menjadi kafir, sejatinya itu juga adalah suatu perilaku yang bertentangan dengan tujuan dari penciptaan manusia kedunia, yakni semata-mata hanya menyembah Allah ta'ala saja. Walau seberapapun tinggi nilai karakter kebaikan yang ada pada diri seseorang, yang dihasilkan dari proses pendidikan dasarnya, tetap tidak akan dikatakan beradab sampai ia dapat mentauhidkan Allah ta'ala.
Komentar
Posting Komentar