'Aql wan' Naql
Oleh: Rachmad Aditiar Garusu
Imam al-Ghazali menegaskan bahwa akal memerlukan dalil naqli, dan dalil naqli memerlukan akal. Oleh karena itu, Imam Ghazali memandang bahwa bertaqlid (membebek) atau menerima kepada pendapat orang tanpa mempergunakan akal (meninjau kembali) sama sekali adalah suatu kebodohan, begitu juga mencukupkan akal saja tanpa memerlukan sinar wahyu Ilahi dan sunnah nabi adalah suatu tipuan belaka.
Maka, menurutnya jauhilah model seperti ini dan hendaklah mempergunakan atau menggabungkan kedua dasar pokok ini (naqli dan 'aqli), karena sesungguhnya "ilmu logika dan filsafat itu seperti makanan, dan ilmu-ilmu syara' itu adalah obat".
Sebab, Dalil ‘Aqli yang benar akan sesuai dengan dalil naqli yang shahih. Apabila keduanya terjadi pertentangan, maka dalil naqli lah yang harus di dahulukan. Karena Naqli adalah sumber kebenaran, adapun Aqli, adalah alat untuk memahami sumber kebenaran itu sendiri. Jika alat untuk memahami sumber kebenaran rusak, maka tidak berarti kerusakan itu bersumber dari sumber kebenaran itu tadi.
Komentar
Posting Komentar