WAHABI DAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Dalam melakukan pembacaan sejarah mengenai Pembaharuan Pemikiran Islam di Nusantara, istilah Wahhabi sudah menjadi bagian dari sejarah bangsa ini.

Sebab, hampir semua para Mujaddid di Nusantara ini, juga di tuduh sesat dan menyesatkan serta tidak lupa pula gelar wahabi tersemat di belakang nama-nama mereka dikarenakan perjuangan mereka didalam meruntuhkan tradisi lama yang dengan paham lama itu, sehingga membuat Islam terasa begitu kaku dan tak berkemajuan.

Kalau kita melihat sejarah Nusantara, sejak zaman Kaum Paderi dengan Imam Bonjol-nya, zaman kemerdekaan dgn Buya Hamka-nya, dan hingga era kita saat ini, istilah Wahabi itu tetaplah terlestarikan.

Olehnya, bagi kita yang hidup di era digital seperti saat ini, tidak perlu pusing dengan pengistilahan Wahhabi tersebut. Sebab, tidaklah istilah wahhabi beserta tokoh-tokoh pergerakannya, telah menjadi bagian dari sejarah bangsa, yang dengan perjuangan mereka itu ikut pula mencerdaskan dan memerdekakan bangsa ini.

Dan kita sebagai anak cicit ideologis mereka, pelanjut tongkat estafet da'wah pembaharuan yang sedari awal mereka usung, seharusnya merasa bangga dengan itu semua. Dan tidak perlu takut untuk dituduh sebagai seorang wahabi, sebab pendahulu kita telah berlalu pada diri mereka tuduhan-tuduhan yg lebih keji lagi.

Akan tetapi semua itu justeru mereka terima dan bayar dengan tumpah darah mereka, hanya demi satu tujuan, agar menghasilkan masyarakat yang semata-mata hanya mentauhidkan Allah. Serta merdeka dgn sebenar-benarnya merdeka, bukan hanya merdeka dari penjajahan, melainkan merdeka dari ketergantungan kpd sesembahan-sesembahan selain Allah Ta'ala.

Olehnya, anggap saja tuduhan-tudahan sebagai seorang wahabi itu sebagai sesuatu hal yg sunnatullah, sebab memang hal itu hanya akan terus berulang-ulang didalam lembaran-lembaran sejarah bangsa kita. Berbanggalah anda telah menjadi bagian dari sejarah bangsa ini dgn ikut mengusung da'wah Tauhid ini!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AL INSANU HAYAWANUN NATHIQ

MOHAMMAD NATSIR: ISLAM SEBAGAI DASAR NEGARA

BUAH MANIS DARI TEGAKNYA TAUHID